Agam, terbetik.com-Inyiak balang menebar teror di Sawah Liek Aia Rangek, Jorong Cubadak Lilin Kecamatan Matur, Kabupaten Agam. Kucing besar itu diduga telah memangsa ternak milik warga.
Berkeliarannya harimau memangsa ternak membuat warga resah. Untuk mengantisipasi agar tak terjadi hal-hal yang tak diinginkan, terutama terhadap keselamatan ternak, warga, dan harimau sendiri, Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Agam pun turun tangan.
Kepala BKSDA Agam, Ade Putra, Selasa (9/3) kemarin menjelaskan, kejadian diterkamnya ternak warga terjadi pada Minggu (7/3) yang mengakibatkan satu ekor kerbau mati dan dua anaknya mengalami luka-luka.
“Lokasi kejadian berada di luar kawasan hutan dengan jarak ke kawasan Cagar Alam sekitar 2,5 KM dan Hutan Produksi 1,25 KM dan jarak dari parkiran mobil ke TKP lebih kurang 500 M, dengan kondisi yang cukup curam,” ujar Ade.
Untuk mengetahui keberadaan si inyiak belang, Tim BKSDA melakukan penyisiran di lokasi kejadian, dan menemukan keberadaan satwa berupa jejak dan kotoran harimau tersebut. Dari hasil identifikasi lapangan jejak atau tanda tanda yang ada memang harimau dan jejak terakhir yang ditemukan berada dekat aliran anak sungai dan celah celah hutan.
“Dugaan sementara satwa tersebut sudah bergeser ke dalam hutan,” terang Ade.
Selain menyisir keberadaan harimau, Tim BKSDA juga melakukan penguburan induk ternak yang dimangsa. Ssedangkan dua anak kerbau yang luka-luka dibawa ke kandang yang berada dekat rumah pemiliknya.
Pemilik ternak, Mito Hariadi menyebutkan bahwa dirinya mempunyai ternak seekor induk dan dua anak kerbau diterkam harimau pada kejadian tersebut. Diterkamnya ternak tersebut juga karena kebiasaan masyarakat membiarkan kerbaunya di luar kandang. Masyarakat biasanya melihat ternaknya yang berkeliaran sekali 15 hari. (ist)