Bukittinggi, terbetik.com-Setelah ditutup sejak 6 Mei lalu, mulai Selasa, (18/05) objek wisata berbayar di Kota Bukittinggi dibuka kembali untuk umum. Walaupun demikian, pengunjung yang datang ke Kota Wisata itu tetap dibatasi dan menerapkan protocol kesehatan secata ketat.
Kepala Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disparpora) Kota Bukittinggi, Supadria mengatakan kebijakan membuka kembali objek wisata berbayar di Bukittinggi itu sesuai dengan Keputusan Forkopimda dan Tim Gugus Tugas Covid 19.
Selanjutnya, menurut Supadria, objek wisata seperti Kebun Binatang Taman Marga Satwa Buday Kinantan (TMSBK) akan dibuka untuk umum dengan menerapkan protocol kesehatan secara ketat. Pengunjung akan dibatasi sebanyak 50 persen atau sebanyak 5.000 pengunjung berdasarkan pembelian tiket masuk pada perangkan Brizzi.
Dalam penerapannya, menurut Supadria, petugas yang menjaga pintu masuk baik di TMSBK maupun di Benteng For de Kock akan menghitung secara menual pengunjung yang ke luar dan mempersilahkan pengunjung yang masuk sebanyak yang ke luar.
Diakui Supadria, selama objek wisata berbayar ditutup karena pandemi covid 19, kehilangan PAD dari sektor wisata ini tidak bisa dihitung. Tetapi kalau sebelum pandemi, Pemko kehilangan PAD sekitar Rp 500 juta.
“Sedangkan pembukaan pagar pembatas di area pendestrian Jam Gadang, belum ada rencana di buka karena pembukaan pagar ini harus mendapat rekomendasi dari Forkopimda dan Tim Gugus Tugas Covid 19 Kota Bukittinggi”, ujar Supadria.
Pantauan di sejumlah objek wisata berbayar di Kota Bukittinggi seperti di TMSNK dan Benteng Fort de Kock serta taman panorama dan lubang jepang terlihat memang sudah ramai didatangi oleh pengunjung. Namun untuk menghindari penumpukan penjung saat membeli tiket petugas terlihat membatasinya dengan cara tutup buka gerbang masuk objek wisata tersebut.
Sedangkan objek wisata pendestrian jam gadang masih terlihat dipagar sehingga pengunjung tidak dapat masuk mendekati jam gadang tetsebut. Pengunjung hanya dapat mengabadikan jam gadang itu diluar pagar dan dari kawasan pasar atas.
Selain itu paska dibukanya objek wisata berbayar di Kota Bukittinggi, ruas jalan menuju pusat kota juga sudah mulai padat kembali, seperti yang terlihat diruas jalan pendakian Wowo dan pendakian Novotel Bukittinggi. (ist)