Tanah Datar, terbetik.com- Bawang merah adalah salah satu andalan komoditas pertanian, terutama untuk memenuhi permintaan di dalam negeri yang amat tinggi. Beberapa daerah, tidak mampu mencukupi kebutuhan mereka terhadap bumbu masak tersebut.
Untuk itu, pemerintah berupaya melakukan kajian, penelitian dan riset, serta usaha penting dalam mengatasi masalah itu, di antaranya dengan mengusung program Riset dan Pengembangan Inovatif Kolaboratif (RPIK). Program ini dilakukan melalui Badan Litbang Kementerian Pertanian RI (Balitbangtan).
Kepala Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian (BBSDLP) pada Balitbangtan Dr. Husnain, Jumat (2/7), di Jorong Pagu-pagu Nagari Pandai Sikek, Kecamatan X Koto menyatakan, hanya tiga daerah di Indonesia yang dilakukan riset, yakni Sumatera Barat untuk komoditas bawang merah, Lampung dan Nusa Tenggara Barat untuk komoditas jagung.
’Pandai Sikek di Sumbar dipilih untuk riset bawang merah, karena dinilai sangat potensial dan sesuai dengan kondisi wilayah,’’ ujar Husain, pada kegiatan penanaman perdana bawang merah di lahan kering dataran tinggi yang dipusatkan di Jorong Pagu-pagu Nagari Pandai Sikek, Kecamatan X Koto.
Menurut Husain, Pandai Sikek adalah daerah dataran tinggi yang memiliki karakter khusus, seperti tanah masam, kandungan air sedikit, mengandalkan curah hujan, dan lahan yang tersedia cukup untuk pelaksanaan kegiatan riset.
Bawang merah yang ditanam untuk penelitian menurut Husain menggunakan lahan seluas 9,57 hektare dan melibatkan Kelompok Tani Tapian Puti, Bujang Juaro, dan Berkah Agro.
Husain berharap, pelaksanaan riset dapat berjalan dengan baik, sehingga mampu mendorong terjadinya peningkatan produksi pertanian, agar dapat memenuhi permintaan bawang merah dalam negeri dan ekspor, sebagai upaya strategis meningkatkan pendapatan petani.
Sebelum dilakukan penanaman perdana, tim peneliti dari Balitbangtan yang dipimpin Hendri Sosiawan juga juga melakukan penelitian awal ke lapangan, kegiatannya berupa peninjauan lapangan, demo alat pertanian, sosialisasi kepada kelompok tani terkait teknik penanaman bawang merah, dan penetapan jenis bibit.
‘’Di Pandai Sikek ini kita menanam bibit jenis Batu Ijo dipadukan dengan irigasi curah hujan yang cocok untuk daerah dataran tinggi. Kita menggunakan alat pembuat bedeng dan penanganan ulat secara efektif, efisien, dan ramah lingkungan, serta mengurangi pemakaian fungisida,’’ ujar Hendri.
Wakil Bupati Tanah Datar Richi Aprian yang turut hadir pada kesempatan itu mengatakan, pihaknya berterima kasih kepada jajaran pemerintah pusat karena telah menunjuk Pandai Sikek sebagai pusat riset pertanian, terutama untuk komoditas bawang merah.
‘’Semoga nanti Jorong Pagu-pagu ini tumbuh menjadi penghasil bawang merah utama di Sumbar. Bukan hanya untuk dijual langsung, tetapi juga bisa diolah menjadi berbagai bentuk, misalnya minyak bawang, bawang goreng, dan lain-lain. Kita akan bahagia mendengar kabar nantinya, pendapatan petani di sini mengalami peningkatan,’’ ujar Richi. (mus)