Padang, terbetik.com-Pertemuan antara beberapa partai islam beberapa hari belakang menimbulkan spekulasi di tengah publik akan kemungkinan bersatunya partai politik Islam pada Pemilu 2024. Namun, koalisi partai Islam tersebut menjadi sesuatu yang sangat sulit untuk terwujud.
Penilaian itu disampaikan oleh pengamat politik, Edo Andrefson. Edo, Jumat (28/1) menilai, koalisi partai Islam di Pemilu 2024 mendatang berada di ujung kemustahilan.
Edo berpandangan bahwa sulit untuk memprediksi apakah pertemuan partai Islam akan melahirkan koalisi partai islam pada Pemilu 2024. Menurutnya pada masa sekarang hampir mustahil bisa terbentuknya koalisi Islam mengingat begitu signifikannya perbedaan kepentingan diantara partai Islam itu sendiri. “Saat ini partai islam sudah banyak bergeser kepada partai yang lebih moderat, bahkan PKB dan PAN itu adalah partai nasionalis meskipun diisi oleh aktivisi islamis. Jadi amat sulit menyatukan partai-partai islam dalam ada dalam sebuah kepentingan yang sama seperti Pemilu 1999 dahulu,” ujar Direktur SBLF Riset & Consultant ini.
Di samping perbedaan kepentingan, koalisi partai Islam menurut Edo mengalami tekanan yang sangat tinggi kalau seandainya bisa terwujud. Koalisi partai islam akan berhadapan dengan para penentang politik identitas keagamaan yang dewasa ini semakin keras bersuara untuk melawannya.
Jadi, sangatlah sulit koalisi tersebut bakal terbentuk, ditambah dengan hingga hari ini dari Pemilu 2004 sampai Pemilu 2019 partai-partai Islam tidak lebih dari 30 persen pemilih dari pengguna hak pilih pada Pemilu. Hal inilah yang menjadi pertaruhan bagi partai islam untuk mengambil keberanian membentuk koalisi partai Islam.
Adapun aksi PBB yang dalam pekan ini mengunjungi PAN dan PPP menurut Edo itu tidak lebih dari ajang silaturahmi dan menunjukkan eksistensi dimata publik. Terlebih PBB saat ini yang tidak memiliki kursi di parlemen harus lebih aktif melakukan manuver politik agar dapat meningkatkan suara pada Pemilu 2024.
Seperti diketahui sebelumnya, sejumlah pengurus DPP Partai Bulan Bintang (PBB) yang dipimpin oleh Yusril Ihza Mahendra bertemu dengan petinggi DPP Partai Amanat Nasional (PAN) pada Rabu (19/1). Petinggi PBB pun melanjutkan silaturahmi pada besoknya ke petinggi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) yang langsung disambut oleh Ketua Umum Suharso Monoarfa.
Sekretaris Jenderal DPP PBB Afriansyah Noor yang hadir dalam dua pertemuan tersebut melalui suara.com menyebutkan bahwa pertemuan PBB dengan PPP dan PAN dilatarbelakangi atas keprihatinan terhadap partai politik Islam yang suaranya terus menurun dari Pemilu ke Pemilu.
Melalui silaturahmi ini, diharapkan kerjasama ketiga partai ini bisa semakin erat. Bahkan bukan tidak mungkin ketiga partai ini dapat bersatu.
“Bahkan jika mungkin ketiga partai dapat membentuk sebuah koalisi ketika mendaftar sebagai peserta Pemilu,” kata Afriansyah kepada wartawan.*
Reporter: Arizal
Redaktur: Arizal